Rabu, 27 Oktober 2010
Senin, 18 Oktober 2010
Stasiun Cikini
Wah, nih tugas oke banget.. top!
Saya sebenarnya udah berencana motoin hal-hal tentang jakarta ini pake kamera SLR atau ga kamera pocket sama temen yang lain (soalnya yang punya cuma 2 orang, jadi pinjem-pinjeman). Kita udah pada jalan ke Kotu, tapi di sana saya ga bisa ikutan motoin keadaan di Kotu karena ada temen saya yang badannya kurang fit, jadi saya nemenin dia. Makanya saya nitip difotoin, tapi ga tau nih apa mereka belum sempat foto karena hujan atau masalahnya cuma karena belum dibagiin hasil jepretannya. Makanya saya ambil inisiatif foto aja pake kamera HP BB, karena hasil jepretannya lumayan oke.
Langsung aja deh, ini dia hasil jepretan saya di Stasiun Cikini, ini menceritakan tentang apa aja aktifit as orang-orang di Stasiun Cikini dan apa aja yang ada di sana.
Itu dia yang namanya Stasiun Cikini, keren yah? haha..
Oke deh, that's all ma' men..
Gbu :)
Rabu, 06 Oktober 2010
Jenis Kamera Berdasarkan Cara Kerja dan Ukuran Film
Kamera bukanlah hal asing bagi kehidupan kita di zaman sekarang ini. Kita biasa menggunakannya untuk mengabadikan momen-momen tertentu, seperti saat kita berada di suatu tempat tertentu, saat kita bersama orang-orang yang kita cintai, saat kelulusan sekolah, dan lainnya.
- Berdasarkan Cara Kerjanya:
Kamera pocket disebut juga kamera saku, karena bentuknya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana serta sangat praktis dan mudah menggunakannya karena tidak perlu menyetel apa-apa dan yang penting adalah fotonya pasti jadi karena semuanya sudah diatur oleh kamera. Dalam hal ini sang fotografer nggak perlu ikut campur masalah teknis kamera, pokoknya bidik dan jepret (point and shoot).
2. Kamera SLR
Kamera SLR (Single Lens Reflex atau Cermin Lensa Tunggal), disebut SLR karena cara kerja kamera ini karena pembidikannya dipantulkan melalui prisma dan cermin lalu diteruskan pada lensa utama sehingga tidak terjadi efek paralax (perbedaan bidikan dan hasil gambar yang ditangkap kamera) seperti yang terjadi pada kamera jenis range finder. Dengan kamera jenis ini, fotografer harus menentukan kecepatan shutter speed (Kecepatan rana), aperture (bukaan diafragma) serta fokus, maka disini fotografer adalah si penentu kualitas foto, apakah jadi kabur nggak karuan atau lebih indah dari aslinya. Dengan kamera SLR sang fotografer dapat berkreasi sebebas-bebasnya dengan membuat efek-efek tertentu dengan cara membuat kombinasi yang berbeda antara shutter speed dan aperture. Kamera jenis SLR paling banyak digunakan oleh amatir maupun profesional, selain karena kemampuannya, menggunakan kamera jenis ini menurut mereka lebih menantang.
3. Kamera TLR
Kamera TLR (Twin Lens Reflex) terdiri dari dua lensa yang dibuat dengan panjang fokus yang sama dan "speed" yang sama. Mereka dipasang di bagian depan, dan fokus mereka disinkronisasikan sehingga mereka selalu difokuskan pada jarak yang sama. Perbedaannya adalah bahwa lensa yang satu memproyeksikan gambar yang masuk melalui cermin sampai ke permukaan kaca reflex finder sedangkan lensa lain memproyeksikan gambar ke dalam ruang gelap kamera ke film. Lensa kamera dapat dihentikan turun sementara lensa finder selalu di bukaan maksimum.
Adegan yang dilihat oleh lensa atas (lensa viewing) ini tercermin dari cermin ke permukaan layar kaca sehingga gambar yang terlihat di permukaan kaca kembali ke depan (kiri adalah kanan, kanan adalah kiri) yang memerlukan waktu untuk membiasakan diri.
Lensa bawah (lensa pengambil) menghadap ke film. Ini berarti bahwa, tidak seperti kamera SLR, gambar yang terlihat tidak persis sama dengan gambar yang direkam pada film - perbedaan menjadi jarak antara pusat lensa untuk melihat dan pusat lensa untuk mengambil. Perbedaan ini dikenal sebagai parallax error, yang dapat diperbaiki dengan cara mengangkat kamera sampai lensa pengambilan setinggi lensa melihat.
4. Kamera Range Finder
Disebut demikian karena pembidikannya secara langsung tanpa melalui lensa utama (sama dengan kamera pocket) dan dilengkapi dengan pengukur jarak. Beberapa fasilitasnya mirip dengan kamera SLR, seperti pengaturan diafragma, kecepatan rana, penyetelan fokus serta dapat ditambah asesoris seperti filter dll. Kamera jenis ini sekarang sudah tidak populer lagi.
Kamera ini cara kerjanya mirip dengan SLR namun dengan ukuran film yang lebih besar yaitu 120 mm, dengan ukuran film tersebut maka pembesaran yang dihasilkan akan lebih baik dari pada menggunakan film 35 mm. Kamera ini biasanya digunakan pada pemotretan Still Life (benda tidak bergerak), model, ataupun untuk keperluan keperluan bisnis seperti iklan dan majalah yang membutuhkan hasil gambar yang besar.
6. Kamera Large Format
Biasa disebut juga View Kamera, kamera jenis ini menggunakan film yang lebih besar, yaitu ukuran 4x5 inci atau 8x10 inci. Jika menginginkan hasil cetak ukuran yang sangat besar dengan kualitas yang sangat bagus biasanya menggunakan kamera ini. Kamera ini biasanya hanya digunakan untuk pemotretan yang lebih khusus seperti foto udara dan foto arsitektur dari jarak dekat tanpa menimbulkan distorsi (minimal).
Kelebihan dari kamera ini adalah kecepatannya dalam menghasilkan gambar. Dengan kamera ini kita tidak perlu repot-repot melakukan proses cuci cetak film, sebab, beberapa detik setelah selesai pengambilan gambar, maka hasilnya akan langsung jadi. Namun disamping kelebihan yang dimiliki, kamera inipun memiliki kekurangan. Karena Film yang digunakan adalah film instan, yang tentunya tidak memiliki klise, maka hasil pemotretan tidak memungkinkan untuk dicetak ulang.
- Berdasarkan Ukuran Filmnya:
1. Kamera poket/saku menggunakan film dengan format 35mm.
2. Kamera SLR(Single Lens Refleks) menggunakan film dengan format 35mm.
3. Kamera TLR (Twin Lens Refleks) menggunakan film dengan format 35mm.
4. Kamera Range Finder biasanya menggunakan film dengan format 35mm.
5. Kamera Medium Format menggunakan film dengan format 100-120mm.
6. Kamera Large Format menggunakan film dengan format lebih dari 120mm.
Semoga blog ini dapat bermanfaat bagi kalian yang membutuhkan info mengenai jenis kamera serta pengetahuan mengenai ukuran format film yang digunakan oleh tiap jenis kamera.
God Bless :)
Opini Tentang KLJ (Kamera Lubang Jarum)
KLJ sungguh merupakan suatu hal yang boleh dibilang LUAR BIASA, ini pengalaman yang mugkin tak terlupakan karena untuk pertama kalinya saya membuat kamera buatan sendiri yang pastinya memang dapat dipakai untuk memotret.
Saat pertama kali disuruh untuk membuat kamera KLJ, saya sungguh merasa sangat tertarik. Bagaimana tidak? Saya akan dapat membuat kamera dan sekaligus memamerkannya kepada teman-teman dan keluarga saya.
Saat pertama kali membuat KLJ, tentunya saya bingung tentang apa yang harus saya lakukan. Untungnya dengan bantuan teman dari fakultas lain, kelompok kami dapat menyelesaikan 2 buah KLJ, yang pertama menggunakan media kotak korek api dengan menggunakan roll film, dan yang kedua menggunakan media kaleng rokok dengan menggunakan kertas foto.
Berikut hasil KLJ kelompok kami dengan menggunakan media kotak korek api:
Mohon maaf karena KLJ dengan media kaleng rokoknya lupa saya foto, hehehe.
Soal kerumitan, KLJ jenis kaleng ini sedikit lebih rumit, karena pada bagian badannya perlu dibor terlebih dahulu. Namun selebihnya hampir menyerupai versi media kotak korek api.
Opini saya tentang kegiatan membuat KLJ ini adalah bahwa kegiatan ini sungguh menarik dan memberikan pengetahuan kepada saya mengenai pembuatan kamera dasar, di mana hanya membutuhkan ruangan kedap cahaya, lubang kecil, dan media penyimpan gambar.
Demikianlah blog saya, jika kalian berminat kalian bisa coba untuk mempraktekkannya sendiri. God Bless :)